Sabtu, 25 Desember 2010

OBAT-OBAT HIV

A.   Belakang
Virus merupakan mikro-organisme hidup yang terkecil (besarnya 20-300 mikron), kecuali prion. Penularan virus di mulai dengan pelekatan virus pada dinding sel tuan-rumah yang dihidrolisa oleh enzim-enzimnya.
Karena virus mampu memperbanyak diri dengan pesat dan mudah bermutasi, maka cepat sekali terbentuk varian-varian baru. Akibat suatu mutasi yang tak disangka, virus-virus hewan mendadak ditularkan ke manusia. Para ahli meramalkan bahwa dimasa depan akan selalu muncul virus-virus baru yang dapat mencetuskan epidemi-epidemi serius yang mengancam manusia.
Pada dasawarsa terakhir, dunia telah dilanda sejumlah penyakit virus baru yang hebat dan seringkali bersifat epidemi. Yang paling ganas adalah AIDS yang diakibatkan infeksi dengan HIV. Meskipun adanya ikhtiar bersama secara besar-besaran dari para ilmuan di seluruh dunia, hingga kini belum ditemukan obat yang dapat dikatakan ampuh untuk 100%. Fakta yang mencolok mata pada epidemi-epidemi baru tersebut adalah bahwa virus-virus baru itu kebanyakan berasalkan dari jenis-jenis hewan lain.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) didefinisikan sebagai individu dengan infeksi HIV sesuai dengan fase klinik (termaksuk fase klinik 4 yang dikenal sebagai AIDS) yang dikuatkan oleh Kriteria laboratorium oleh masing-masing Negara. HIV yang menurut perkiraan sudah lama sekali terdapat pada binAtang liar. Akibat kontak erat dengan, khususnya, binatang-binatang mengerat, virus telah “meloncat” ke manusia. Terutama pada dasawarsa terakhir, HIV dan beberapa virus lainnya (antara lain virus Ebola) telah muncul dari hutan rimba. HIV dengan cepat menyebar keseluruh dunia, karena bertahun-tahun penyakit ini tidak menunjukkan gejala apapun. Selama masa inkubasi panjang itu, pembawa virus (orang-orang seropositif) yang masih sehat dan tanpa keluhan dapat menularkan virus kepada orang lain sebelum dirinya menjadi sakit dan kemudian meninggal.
HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak.

HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru.
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu, dan caira-cairan yang mengandung darah. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain
Sistem kekebalan mempertahankan tubuh terhadap infeksi. Sistem kekebalan ini terdiri dari banyak jenis sel, dari sel-sel tersebut sel T-Helper sangat penting karena dia mengkordinasi semua sistem kekebalan sel lainnya. Sel T helper memiliki protein dipermukaannya yang disebut CD4 (cluster of differentiation nomor 4).
Fungsi dari CD4 yaitu :membantu sel B memroduksi antibodi, membantu perkembangan sel T sitotoksik, memaksimalkan peran makrofag dan memfasilitasi Persiapan  sel-sel pertahanan lain dalam melawan antigen asing
HIV masuk ke dalam darah dan mendekati sel T-helper dengan meletakkan dirinya pada CD4. setelah berada di dalam viral dari manusia yaitu (RNA) akan berubah menjadi DNA, dengan bantuan enzim reverse transcriptase, sehingga virus DNA, menjadi bagian dari DNA manusia, sehingga memperbanyak diri dan menghasulkan sel-sel virus-virus HIV yang semakin banyak.
Enzim lainnya yaitu protease mengatur viral-viral kimia untuk mengatur virus-virus yang baru, sehingga virus-virus tersebut bergerak bebas melalui darah dan menginfeksi lebih banyka sel
Jumlah normal dari sel CD4 adalah 800-1200 sel/ml kubik darah. Sedangkan pada pengidap HIV, CD4 kurang dari 200 bahkan sampa 0.
Penularan terjadi terutama melalui darah, mani, cairan vaginal, akibat penggunaan jarum suntik terinfeksi (pecandu narkotika) dan transfuse darah, serta kontak seksual tanpa perlindungan (kondom) dengan seorang pembawa HIV. Atau, virus dapat ditularkan pada bayi oleh ibu seropositif, selama hamil atau persalinan, juga melalui air susu. Telah dipastikan bahwa penularan tidak dapat terjadi melalui liur (ciuman, batuk, bersin, dan minum dari gelas yang sama) karena jumlah virus di dalam liur terlampaui kecil, tidak pula melalui sengatan nyamuk. Oleh karena itu pergaulan sosial dengan pasien tidak perlu dihindari.
Virus HIV dia menyerang pembuluh darah atau peredaran darah. Sperma, ASI dan vagina berhubungan langsung dengan pembuluh darah sedangkan air mata, keringat, dan liur tidak berhubungan dengan peredaran darah dan keluar melalui permukaan kulit atau pori-pori kulit.
           HIV-1 dan HIV-2 adalah dua tipe HIV, yang hanya dapat ditulari melalui selaput lender yang mengandung kerusakan (kecil). HIV-1 terdapat diseluruh dunia, sedang HIV-2 praktis hanya di daerah Afrika Barat. Penularannya terbatas pada kontak homoseksual (genitoanal), pengguna drugs melalui alat suntik, dan penerima darah terinfeksi via transfusi. HIV tipe 2 lebih lambat jalannya penyakit dan penularannya juga kurang lancar dibanding HIV-1, baik seksual maupun dari ibu ke anak.  
Pada infeksi HIV dapat dibedakan 4 fase yaitu :
1.    Periode Jendela
-        HIV masuk ke dalam tubuh sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
-        Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
-        Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
-        Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2.    HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
-                  HIV berkembang biak dalam tubuh
-     Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
-     Test HIV sudah dapat mendeteksi  status  HIV  seseorang,  karena  telah terbentuk antibody terhadap HIV
-     Umumnya   tetap  tampak   sehat  selama  5-10 tahun,  tergantung  daya  tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
3.    Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
-                      Sistem kekebalan tubuh semakin turun
-          Mulai muncul gejala infeksi oportunistik,  misalnya : pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
-          Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4.    Tahap 4: AIDS
-          Kondisi system kekebalan tubuh sangat lemah
-          Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
Gejala-Gejala HIV
1.    Gejala Mayor
       Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
       Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
       Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
       Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
       Demensia/ HIV ensefalopat
        Demensia adalah sindrom mental organickyang ditandai dengan hilangnya  kemampuan intelektual secara menyeluruh yang mencukup gangguan mengingat , penilaian, dan pemikiran abstrak demikian juga dengan perubahan prilaku, tetapi tidak mencakup gangguan yang disebabkan oleh kesadaran yang berkabut, defresi tetapi tidak mencakup gangguan yang disebabkanoleh kesadaran yang berkabut, depresi, atau gangguan fungsional mental lainnya.
2.    Gejala Minor
      Batuk menetap lebih dari 1 bulan
      Dermatitis generalisata
      Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
      Kandidias orofaringeal
      Herpes simpleks kronis progresif
      Limfadenopati generalisata
      Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
      Retinitis virus sitomegalo
      Infeksi opurtunistik
Infeksi Opurtunistik  Adalah infeksi yang muncul akibat lemahnya sistem pertahanan tubuh yang telah terinfeksi HIV atau oleh sebab lain.Pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya masih baik infeksi ini mungkin tidak berbahaya, namun pada orang yang kekebalan tubuhnya lemah (HIV/AIDS) bisa menyebabkan kematian.
Dimana penyakit dari Infeksi opurtunistik yaitu yang biasa terjadi pada orang penderita HIV/ AIDS adalah :
-        Kandidiasis: infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, vagina
-        Virus sitomegalia (CMV): menimbulkan penyakit mata yang dapat      
menyebabkan kematian
-        Herpes pada mulut atau alat kelamin
-        Mycobacterium avium complex (MAC): infeksi bakteri yang menyebabkan demam kambuhan
-        Pneumonia pneumocystis (PCP): infeksi jamur yang dapat menyebabkan radang paru
-        Toksoplasmosis: infeksi protozoa  pada otak
-        Tuberkolosis (TB)
-        Sarkoma
-        kanker mulut rahim
-        Limfoma
            Adapun gejala dan tanda HIV/AIDS menurut WHO, terbagi atas empat yaitu :
1.  Stadium Klinis I :
-      Asimtomatik (tanpa gejala)
-      Limfadenopati Generalisata (pembesaran kelenjar getah benin /limfe)
-      Skala Penampilan 1 : asimtomatik, aktivitas normal.







2. Stadium Klinis II :
-        Berat badan berkurang < 10%
-        Manifestasi mukokutaneus ringan (kelainan selaput lendir dan kulit) gatal-gatal, jamur, sariawan pada sudut mulut, Herpes zoster
-        Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang
-        Skala Penampilan 2 : simtomatik, aktivitas normal







3. Stadium Klinis III :
-        Berat badan turun > 10%
-        Diare berkepanjangan > 1 bulan
-        Jamur pada mulut
-        TB Paru
-        Infeksi bakterial berat
-        Skala Penampilan 3 : < 50% dalam masa 1 bulan terakhir terbaring







4. Stadium Klinis IV :
-        Kelemahan
-        Jamur pada mulut dan kerongkongan
-        Radang paru-paru (PCP), TB Ekstra Paru
-        Radang saluran pencernaan (Diare kriptosporidiosis > 1 bulan)
-        Kanker kulit (Sarcoma Kaposi)
-         Radang Otak (Toksoplasmosis,Ensefalopati HIV)
-        Skala Penampilan 4 : terbaring di tempat tidur > 50% dalam   masa 1 bulan terakhir







TRANSMISI HIV
     Penularan terjadi terutama melalui :
Ø  Darah
Ø  Mani
Ø  Cairan vaginal
Ø  Akibat penggunaan jarum suntik terinfeksi (pecandu  narkotika)
Ø  Transfuse darah
Ø  Kontak seksual tanpa perlindungan (kondom) dengan seorang pembawa HIV
Ø  Virus dapat ditularkan pada bayi oleh ibu seropositif, selama hamil atau persalinan, juga melalui air susu.
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara beda caesars, tingkat penularannya hanya sebesar 1%. ibu yang terinfeksi HIV disarankan tidak menyusui anak mereka. Namun demikian, jika hal-hal tersebut tidak dapat terpenuhi, pemberian ASI eksklusif disarankan dilakukan selama bulan-bulan pertama dan selanjutnya dihentikan sesegera mungkin
Pada virus HIV sangat susah untuk dibuat vaksin karena perkembangan virus HIV itu sangat lambat dan sangat lama pertumbuhannya karena untuk mendeteksi suatu manusia terkena/mengidap penyakit HIV itu membutuhkan waktu 6 tahun dan itupun baru tanda-tanda penurunan system imun dan ii diketahui dengan tes DNA, dan selama ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit virus HIV dan kebanyakan obat cuma mencegah petumbuhan penyakit virus. Karena kita ketahui bahwa virus itu berkembang ketika ada inangnya apabila tidak ada maka dia akan mengkristal untuk sementara. Selama ini belum ada vaksin virs HIV karena pertumbuhan dari virus HIV itu sendiri sangat  lambat dan membutuhkan waktu yang sangat lama.


Adapun obat-obat HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu :
A.     Zidovudin (3’- Azido-3’-Deoksitimidin, AZT)
Salah satu obat yang paling efektif dan terakhir disetujui untuk pengobatan infeksi HIV dan AIDS adalah AZT yang merupakan kepanjangan dari analog primidin, 3’- Azido-3’-Deoksitimidin. Nama generik AZT adalah Zidovudin AZT waktu ini digunakan pada pasien yang memperhatikan infeksi HIV. Telah dilaporkan adanya perbaikan dalam status eminologik (peningkatan jumlah absolut sel helper- induced T). Yang menggembirakan adalah proteksi janin dari kemungkinan infeksi virus dengan pemakaian tetap obat pada ibu hamil.
1.      Cara Kerja
AZT harus diubah menjadi nukleosid trifosfad yang sesuai oleh timidin kinase pejamu untuk mendapatkan aktifitas antivirusnya. AZT-trifosfat kemudian dimasukkan dalam rantai DNA virus yang bertumbuuh (tetapi bukan inti pejamu) oleh cadangan transcriptase. Karena AZT tidak mempunyai hidrosil pada posisi 3’, kaitan 5’-3’ fosfodiester lain tidak terbentuk. Akibatnya sintesis rantai DNA terhenti dan replikasi virus tidak terjadi. Kekurangan relatif transkiptase reverse virus ini disebabkan karena masuknya AZT ke dalam proses yang dikatalisasi virus; DNA-polimerase selular lebih selektif. Selain itu,fosforilasi asam deoksitimidilat (dTMP) menjadi difosfat (dTDP) dihambat oleh azido-timidin-monofosfat (AZT-MP).
2.   Resistensi
Efektifitas berkurang sesuai waktu. Beberapa isolate resisten telah mengubah transkiptase reverse, yang mempunyai avinitas lebih rendah terhadap AZt-trifosfat.
3.   Spektrum Antivirus
Pada waktu ini penggunaan klinik untuk AZT hanya untuk pengobatan pasien infeksi akibat HIV.
4.   Indikasi
Indikasi dari zidofudin yaitu : pengobatan infeksi HIV lanjut (AIDS), HIV awal, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya (seperti lamivudin dan abakafir)
5.   Konta Indikasi
Neutropenia dan atau anemia berat, neonatus yang memerlukan terapi selain fototerapi atau dengan peningkatan transaminase
6.   Reabsobsi
Pesat dengan BA 60-70%, PP-nya ca 36%, plasma t1/2 1 jam. Ekskresinya 75% sebagai glukuronidamelalui kemih. Juga dapat melintasi CCS
7.   Interaksi Obat
Interaksi yang potensial antara ARV dengan obat lain berdasarkan pustaka yaitu zidovudin dengan flukonazol, zidovudin dengan kotrimoksasol, dan zidovudin dengan rifampisin dan bisa juga zidovudin + lamivudin + nevirapin..
8.   Kombinasi Obat
Kombinasi dengan penghambat-RT lainnya (didanosin, zalcitabin atau lamivudin) memperkuat dan memperpanjang daya kerjanya. Triple-therapy, yakni kombinasi dari dua penghambat-protease atau nevirapin ternyata sangat memperkuat efektivitasnya mengenai reduksi jumlah virus dan memperbanyak  sel-sel CD4+. Lagipula menghindarkan terjadinya resistensi.
9.   Farmakokinetik
Obat mudah diabsorbsi setelah pemasukan oral. Jika diminum bersama makanan, kadar puncak lebih lambattetapi jumlah total obat yang diabsorbsi tidak terpengaruh. Penetrasi melewati sawar otak darah sangat baik dan obat mempunyai waktu paruh 1 jam. Sebagian besar AZT mempunyai glukuronidasi dalam hati dan kemudian dikeluarkan dalam urin.
10. Peringatan
Jangan dengan stafudin (D4T). Akan terdapat peningkatan myelotoksistas jika digunakan bersama dengan obat-obatan myelosupresive lain, misalnya gansiklovir, dapson, pirimetamin, interferon, sulfadiazin, amfoterisin B dan beberapa agen kemoterapi lain.
11. Efek Samping
Meskipun kelihatannya bersifat spesifik, AZT toksik terhadap sum-sum tulang. Misalnya, anemia dan leukopenia berat dapat terjadi pada pasien yang mendapat dosis tinggi, sakit kepala juga sering terjadi.
10. Aturan Pakai
·      Oral : Dosis bervariasi, 500-600 mg/hari dalam 2-5 kali pemberian ataau 1 gram/hari dalam 2 kali pemberian. Anak diatas 3 bulan : 120-180 mg/m2 tiap 6 jaam (maksimum 200 mg tiap 6 jam).
·      Intravena : Diberikan injeksi intravena selama 1 jam denan dosis 1-2 mg/kg tiap 4 jam, biasaanya tidak lebih dari 2 minggu.
     11.  Nama Paten Zidovudin
Sediaan yang beredar dari zidovurin seperti :
a.    Avodi (Tempo) Kapsul 100 mg
b.    Avirzid (Sanbe) Kapsul 100 mg (K).
c.    Duviral bersama dengan lamivudin (300 mg AZT + 150 mg 3TC)
d.    Combivir bersama dengan lamivudin (300 mg AZT + 150 mg 3TC)
e.    Retrovir (Glaxo Wellcome UK) Kapsul 100 mg, 250 mg, sirup 50 mg/5 ml (K).


B.     Didanosin (dll)
Obat kedua yang disetujui untuk pengobatan infeksi HIV-1 adalah didanosin [dye DAH no seen] (dideoksinosin, dll), yang juga tidak mempunyai 3’ hidroksil. Tidak dianjurkan untuk pengobatan awal penyakit HIV, tetapi digunakan untuk injeksi HIV yang resisten terhadap AZT.
1.    Mekanisme Kerja
Setelah masuk sel pejamu, didanosin diubah menjadi ddATP melalui beberapa reaksi yang melibatkan fosforilasi dll, aminasi menjadi ddAMP dan fosforilasi lanjutan. ddATP yang dihasilkan dimasukkan dalam rantai DNA seperti AZT, yang menyebabkan akhir perjalanan rantai.
2.    Resistensi
Isolat virus dari pasien yang telah mendapatkan terapi dengan dll mengandung transkriptase reverse dengan substitusi asam amino. Resistensi silang dengan obat nukleosid lain belum dilaporkan.
3.    Spektrum Antivirus
Aktivitasnya terbatas pada retrovirus, terutama HIV-1.
4.    Indikasi
Terapi pasien dewasa dengan infeksi HIV lanjut yang mendapat terapi zidofudin lama. Terapi pasien dewasa dan anak > 6 bulan dengan infeksi HIV lanjut dengan intoleransi atau deteriorasi imunologik selama terapi zidovudin
5.    Interaksi Obat
Penggunaan bersama obat yang diketahiu yang menyebabkan neuropati perifer atau pancreatitis meningkatkan resiko toksisitas Videx (didanosin) tidak boleh diberikan bersama antibiotik yang mengandung tetrasikin.
6.    Pemakaian Obat
Didanosin diberikan pada saat perut kosong ½ jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Tablet harus dikunyah sampai halus atau dihancurkan secara manual atau dilarutkan dalam 30 ml air sebelum dikonsumsi agar terdispersi sempurna, aduk sampai rata dan minum segera seluruhnya. 
7.    Perawatan
Didanosin diberikan pada saat perut kosong ½ jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Tablet harus dikunyah sampai halus atau dihancurkan secara manual atau dilarutkan dalam 30 ml air sebelum dikonsumsi agar terdispersi sempurna, aduk sampai rata dan minum segera seluruhnya. 
8.    Farmakokinetik
Karena sifat yang asam, didanosin diberikan sebagai tablet kunyah, bufer atau dalam larutan bufer. Absorbsi cukup baik jika diminum pada keadaan puasa; makanan menyebabkan absorbsi kurang. Obat masuk SSP tetapi kurang dari AZT. Sekitar 55% obat asli diekskresi dalam urin.
9.    Efek Samping
Pankreatitis, neuropati periver, terutama pada infeksi lanjut (tangguhkan pemberian obat); hiperurisemia asimtomatik (tangguhkan pemberian obat); diare (adakalanya berat), mual, muntah, mulut kering, reaksi hipersensitivitas, gangguan retina dan nervus optikus (terutama pada anak); diabetes militus.
10. Aturan pakai
Dewasa berat badan kurang dari 60 kg : 125 mg tiap 12 jam. Berat badan lebih dari 60 kg : 200 mg tiap 12 jam. Berat badan lebih dari 60 kg : 200 mg tiap 12 jam. Anak diatas 3 bulan : 120 mg/m2 tiap 12 jam (90 mg/m2 bila dikombinasi dengan zidovudin.
Sediaan yang beredar atau nama paten dari didanosin yaitu : Videx (Squibb USA) Tablet 50 mg, 100 mg (K).
C.    Stavudin (d4T)
Stavudin adalah derivat pirimidin yang juga kurang mendepresi sumsum tulng daripada zidovudin.obat ini digunakan bila terdapat resistensi terhadap zidovudinyang lebih jarang terjadi.


1.    Mekanisme Kerja
Stavudin adalah analog thymidin, yang mempengaruhi viral DNA HIV- yang bergantung pada DNA polimerase, menghambat replikasi virus, nukleosida reverse transcriptase.  bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA virus
2.    Resistensi Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT kodon 75 dan kodon 50.
3.    Spektrum Aktivitas
HIV tipe 1 dan 2
4.    Indikasi
Untuk mengobati HIV dengan dikombinasikan dengan antiviral lain
5.    Kontra Indikasi
 Hipersensitif terhadap stavudin atau komponen lain dalam sediaan
6.    Interaksi Obat
7.    Terjadi peningkatan efek bila dikombinasi dengan :
-        Hidroksi urea, pankreatitis dan hepatotoksik
-        Zalcitabine, peningkatan neuropati perifer.
-        Pengurangan efek terjadi bila :
-        Zidovudin, mengurangi foforilase intraseluler
-        Doxorubisin, mengurangi fosforilasi intraseluler, bisa digunakan dengan perhatian
-        Ribavirin, mengurangi fosforilasi intraseluler, bisa digunakan dengan perhatian.
8.    Peringatan
Hati-hati bila digunakan pada pasien yang hipersensitif pada stavudin, didanosin, zalcitabin, penekanan terhadap tulang belakang atau neuropati perifer. Neuropati perifer dapat berkurang dengan pengurangan dosis. Zidovudin dikombinasikan dengan stavudin, walau dalam kasus yang fatal. Risiko akan bertambah bila gemuk, memperpanjang dampak nukleosid, atau pada pasien perempuan. Pada pasien suspek laktat asidosis. Penggunaan stavudin dihentikan bila muncul laktat asidosis.Ibu hamil meningkat resikonya dengan muncul laktat asidosis dan kerusakan hati.Pihak industri menyarankan bila muncul kelemahan dari motorik maka penggunaan dihentikan. Risiko semakin meningkat bila digunakan bersama didanosin dan hidroksi urea. Suspek pankreatitis muncul untuk penggunaan dari stavudin, didanosin dan hidroksiurea.
9.    Stabilitas penyimpanan
Kapsul dan serbuk untuk rekonstitusi dapat disimpan dalam temperatur ruang. Larutan rekonstitusi harus dibekukan dan stabil dalam 30 hari.

10. Farmakokinetik
Stavudin adalah analog timidin dengan ikatan rangkap antara karbon 2’ dan 3’ dari gula. Stavudin harus diubah oleh kinase intraselular menjadi trifosfat yang menghambat transkriptase reserve dan menghentikan rantai DNA.
11. Efek Samping
Efek samping dari stavudin yaitu neuropati periver, sakit kepala, mual, ruam.
12. Aturan Pakai
Bayi baru lahir : – 13 hari 0,5 mg/kg setiap 12 jam
Anak-anak > 14 hari dan < 30 kg:  1 mg/kg setiap 12 jam, > 30 kg merujuk  dosis dewasa
Dewasa : > = 60 kg: 40 mg setiap 12 ja
< 60 kg: 30 mg setiap 12 jam
Bila terjadi toksisitas yaitu munculnya neuropaty hentikan pengobatan sampai gejala menghilang
13. Bentuk Sediaan
Kapsul 15 mg, 20 mg, 30 mg, 40 mg. Puyer Untuk Larutan Oral, 1 mg/ml (200 ml)
Sediaan yang beredar atau nama paten dari stavudin yaitu Zerit (Bristol Myers Squibb) Kapsul 30 mg, 40 mg (K).

D.   Nevirapin
Derivate deasetin divipirido ini (1998), sama dengan afevirenz, bukan derivate nukleosida, tetapi khasiatnya sama, yaitu menghambat  reserse translifase bila digunakan sebagai monoterapi dengan cepat terjadi resistensi maka selalu digunakan bersama dua RTI-nukleosida: Lamivudin + AZT atau stavudin. Kombinasi  dengan penghambat protease (TI)  tidak mungkin karena menurunkan kadar plasma TI , nevirapin mencapai otak dapat digunakan pada demensia akibat AIDS.
1.    Mekanisme Kerja
Nevirapin menghambat trankriptase-balik pertama yang tidak yang tidak nukleosidik terhadap HIV-1. Zat ini berikatan langsung pada transcriptase-balik dan memblokir sentrum katalitis enzim dan aktivitas`DNA-polimerase. HIV-2 dan DNA-polimerase eukariotal tidak dihambat. Obat Nevirapin dimakan sesudah makan 1 tablet 200mg, 2x/hari1
2.    Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT.
3.    Spektrum Aktivitas
HIV (tipe-1)
4.    Resorbsi
Dari usus baik dengan BA 93%, PP l.k 60% dapat melintasi ccs dan kadarnya dicairan otak k.l 45% dari kadar plasma. Massa paruhya 25-30 jam. Eksresinya mulalui urin untuk 80% sebagai glukuronida  atau metabolit hidroksilnya hanya 5% secara utuh.
5.    Interaksi Obat
Terjadi dengan obat TBC rifampisin, rifabutin, yang kadar plasmanya diturunkan. Begitupula efektipitas pil antihamil dapat dikurangi. Neviravin adalah indicator lemah yang termasuk keluarga CYP 3A, artinya ada kemungkinan  interaksi dengan Indinavir dan Sakuinavir serta obat-obat lain yang dimetabolisme melalui CYP 3A.
6.    Efek Samping
Relatif sedikit tetapi agak serius, khususnya rash dan gangguan fungsi hati yang hebat selain itu dilaporkan demam, mual dan sakit kepala. Efek positif yang tak terduga adalah peningkatan HDL-kolesterol dengan 35% lebih (dibandingkan maksimal 15% dengan obat-obat statin).
7.    Aturan Pakai
Satu tablet 200 mg dua kali sehari dengan atau tanpa makanan. Selalu dimulai dengan dosis lead-in dalam 2 minggu pertama ( 1 tablet sekali sehari). Lead in mungkin tidak begitu diperlukan jika obat dapat ditoleransi dengan baik. Peningkatan dosis disini untuk menghindari efek samping yang berat.
Dosis untuk pemula 1 dd 200 mg selama 14 hari lalu 2 dd 200 mg ac atau pc.
Yang di maksud dosis lead-in dalam 2 minggu pertama pada obat Nevirapin dimana Lead-in = yang dibolehkan. Jadi maksud dari kalimat diatas adalah dosis yang dibolehkan makan obat, dimakan selama 2 minggu pertama setelah diponis mengidap penyakit HIV dan minggu ketiga diganti dengan obat lain.
8.    Sediaan yang Beredar : Neviral kaplet 200 mg, Viramune tablet 200 mg, dan Viramune suspensi 10 mg/ml
E.   Lamivudin (3TC)
1.    Mekanisme Kerja
Lamivudin dimetabolisme dihepatosit menjadi bentuk trifosfat yang aktif. Lamivudin bekerja dengan cara menghentikan sintesis DNA, secara kompetitif menghambat polymerase virus.
2.    Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada DNA polymerase virus.
3.    Spektrum Aktivitas
HIV tipe 1 dan 2
4.    Indikasi
Epivir digunakan untuk mengobati HIV dengan dikombinasikan dengan antiviral lain. Epivir-HBV digunakan untuk hepatitis B kronis dengan bukti kenyataan bahwa hepatitis B replikasi virus dan inflamasi aktif hati.

5.    Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap lamivudin atau komponen lain dalam sediaan.
6.    Interaksi Obat
Oleh karena lamivudin serupa dengan FTC (emtricitabine), tidak ada manfaat bila kedua obat ini dipakai bersama. Tingkat lamivudin dalam darah mungkin meningkat jika dipakai dengan kotrimoksazol.
7.    Spektrum Aktivitas
HIV tipe 1 dan 2
8.    Kombinasi Obat
Kombinasi 3TC + abacavir + tenofovir, atau 3TC + ddI + tenofovir dikaitkan dengan tingkat kegagalan terapi yang tinggi, dan sebaiknya tidak dipakai tanpa ARV lain.
9.    Peringatan
Terapi lamivudin harus dihentikan jika sakit perut  semakin parah, mual, muntah, atau hasil biokimia yang tidak normal, sampai terjadinya pankreatitis.Terapi dengan lamivudin mungkin dapat menyebabkan laktat asidosis dan harus dihentikan jika terjadi  peningkatan konsentrasi aminotransferase, hepatomegali atau laktat asidosis yang tidak diketahui etiologinya.Penggunaan lamivudin harus hati-hati pada pasien hepatomegali atau pasien dengan faktor risiko gangguan hati.


10. Farmakokinetik
Bioavailabilitas oral lamivudin adalah 80% (max tercapai dalam 0,5-1,5 jam setelah pemberian dosis.Lamivudin didistribusikan secara luas dengan Vd setara dengan volume cairan tubuh. Waktu paruh plasmanya sekitar 9 jam dan sekitar 70% dosis diekskresikan dalam bentuk utuh di urin. Sekitar 5% lamivudin dimetabolisme menjadi bentuk tidak aktif
11. Efek Samping
Efek samping dari lamivudin yaitu  mual, muntah, diare, nyeri perut, batuk, sakit kepala, insomnia, gejala nasal, nyeri muskuloskelatel.
12. Aturan Pakai
150 mg dua kali sehari (sebaiknya tidak bersama makanan); anak dibawah 12 tahun keamanan dan khasiatnya belum diketahui.
Sediaan yang beredar atau nama peten dari lamivudin yaitu 3TC (Glaxo Wellcome UK) Sirup 10 mg/ml; Tablet 10 mg, 150 mg (K).
KOMBINASI OBAT
Pada tahun 1995 menunjukkan penelitian menunjukkan bahwa kombinasi obat dari dua atau 3 jenis obat berkhasiat lebih kuat daripada obat-obat tersendiri. Triple therapy dengan kombinasi (misalnya zidofudin + lamivudin + indinavir) ternyata sangat efektif setelah 6 bulan, dimana dapat meningkatkan jumlah sel lmfo-T (CD4).
Kombinasi obat  juga digunakan untuk mencegah resistensi dimana obat yang di kombinasikan terdiri dari nukleosid reverse transcriptase inhibitor, non nukleosid reverse transcriptase inhibitor, dan protease inhibitor.
Kombinasi   yang   umum   digunakan   adalah   nucleoside   analogue trancriptase  inhibitor,  (atau NRTI)  dengan  protease  inhibitor,  atau  dengan non-nucleoside reverse trancriptase inhibitor (NNRTI).
Lini Pertamanya yaitu :
Zidovudin + Lamivudin + Nevirapin
Tenofofir + Lamivudin + Nelfinavir
Lamivudin + Nevirapin
Lini keduanya :
Didanosin + Abakavir
Didanosin + Lamivudin
Tenofovir + Lamivudin







Nama Generik
Nama Merek
Juga Dikenal Sebagai:
Produsen Asli
Zidovudine
Retrovir
AZT, ZDV
GlaxoSmithKline
Didanosine
Videx
DdI
Bristol-Myers Squibb
Zalcitabine
Hivid
ddC, dideoxycytidine
Tidak dibuat lagi
Stavudine
Zerit
d4T
Bristol-Myers Squibb
Lamivudine
Epivir
3TC
GlaxoSmithKline
Zidovudine/Lamivudine
Combivir
Gabungan AZT & 3TC
GlaxoSmithKline
Abacavir
Ziagen
ABC
GlaxoSmithKline
Zidovudine/Lamivudine/
Abacavir
Trizivir
Gabungan AZT, 3TC, Abacavir
GlaxoSmithKline
Tenofovir
Viread
TDF
Gilead Sciences
Emtricitabine
Emtriva
FTC
Gilead Sciences
Abacavir/Lamivudine
Epzicom
Gabungan ABC & 3TC
GlaxoSmithKline

                                                                                                         
DAFTAR PUSTAKA
Ganiswara, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi V, Universitas Indonesia, Jakarta.

Mycek, 2002, Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi II, PT. Widia Medika, Jakarta.
Prajitno, 1979, ISO Indonesia, PT. Anem Kosong Anem,  Jakarta.
Sukandar, 2008, ISO Farmakoterapi, PT. ISFI, Jakarta.
Tjay, Tan Hoan, 2003, Obat-Obat Peting, Edisi V, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.



2 komentar:

  1. Tuhan memberkati Dr. Abai atas pekerjaannya yang luar biasa dalam hidup saya, saya didiagnosis dengan HIV sejak 2013 dan saya menggunakan obat ARV saya, saya merasa tidak puas karena saya perlu mengeluarkan HIV dari sistem tubuh saya, saya mencari kemungkinan penyembuhan untuk HIV Saya melihat sebuah komentar tentang bagaimana HIV disembuhkan dengan obat herbal, saya menghubungi dia dan dia membimbing saya. Saya meminta solusi, obat untuk kesehatan saya dimulai, dia mengirimi saya jamu melalui layanan kurir. Saya minum obat yang diresepkan untuknya dan 10 hari kemudian saya sembuh dari HIV, Dr. Abai benar bahwa mereka orang hebat, membutuhkan bantuan Anda juga? kunjungi situs web dr abai: www.drabaiherbalcure.webs.com hubungi dia melalui whatsapp +2348156769001, atau hubungi dia via email: drabaiherbalcure@yahoo.com

    BalasHapus
  2. But Dr. Itua, Traditional Herbal Practitioner in Africa, Have cured for HIV which is extracted from some rare herbals. It is highly potential to cure AIDS 100% without any residue. Dr Itua herbal medicine has already passed various blogs on how he use his powerful herbals to heal all kind of diseases such as. Herpes, HIV, Diabetes, Hepatitis,Hpv,Weak Erection,Wart Remover,Cold Sore, Epilepsy, also his herbal boost immune system as well. I'm telling this because he uses his herbal medicine to cure me from hepatitis B and HIV, which i have being living for 9 months now with no side effect. The Herbal Medicine is just as good when drinking it although i have to use rest room after drinking it which I do not really care about because i just want to get the virus out of my body, I will recommend Dr Itua to anyone sick out here to contact Dr Itua with this following information.
    Email...drituaherbalcenter@gmail.com
    Whatsapp Or Call...+2348149277967.
    He might be late to respond because he always busy with patent, but he will surely get back to you with positive response.

    BalasHapus